Minggu, 24 Juni 2012

HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Hiperemesis Gravidarum
     
1. Pengertian
a. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah pada ibu hamil yang hebat sehingga menganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk (prawirohardjo,2008).
b. Hiperemesis Gravidarum adalah mual damn muntah yang terjadi secara terus 0menerus, sehingga menggangu kehidupan sehari-hari serta menimbulakn kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit (Manuaba, 2007).
c. Hiperemesis garavidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam mochtar, 2000)
d. wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminumnya hingga berat badannya sangat turun, tugor kulit berkurang, dieresis berkurang dan timbul asetonuria, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (Sastrawinata, 2004)

2.factor predisposisi      
      penyebab hiperemesis gravidarum belumdiketahui secara pasti,tetapiadafactorpredisposisinyasebagaiberikutFaktor–factor predisposisi yang dikemukakan :
       a. Faktor adaptasi dan hormonal
                                         Pada waktu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hioeremesis gravidarum, dapat dimasukan dalam ruang lingkup factor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemi, wanita primigrapida overdistensi rahim, hamil ganda ,hami molahidatidosa. Sebagian primigravida belum  mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan korenik gonadotropin, sedangkan ada hamil ganda dan molahiditosa jumlah hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan hiperemesis gravidarum
       b.Faktor Psikologis
                                       Hubungan factor psikologis dengan kejadian hiperemesisi gravidarum belum jelas,kemungkinan wanita yang mendadak hamil, takut kehingan pekerjaan, keretakan hubunga dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan sebagainya, diduga dapat menjadi factor kejadian hiperemesis gravidarum
       c.factor Alergi
                                         Pada kehamilan diduga terjadi invasi jaringan vili karalis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka factor alergi dianggap dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.
3. Manifestasi  klinis
                                       Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
a.    Tingkat I
                                 Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung

b,  Tingkat II
                                 Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, aseton tercium pada hawa pernapasan karena mempunyai aroma yank has dandapatpuladitemukandiurine


c.Tingkat III
                                 Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Kedaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B komplek timbulnya ikterus menunjukan payah hati

4.Patofisiologi
                                      Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya estrogen,  oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh f isiologik hormon esrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sisem saraf pusat atau akibatberkurangnya pengosongan lambung. 
                                Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit, penurunan berat badan, efek sismetikdan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
 
                                Hiperemesis gravidarum ini dapat menakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Narium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunna zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah an bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss),dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
 5. Komplikasi
                                    Dehidrasi berat,ikterik, takikardi, suhu meningkat, kelaparan, gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan Keluarga, depresi, pada janin terjadi abortus danIUGR.
 6. Pencegahan
                                   Prinsip penegahan adalah mengubah emesis agar tidak terjadihiperemesis. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses yang pisiologi. Makan sedikit-sedikit tapi sering, beri makanan selingan super biscuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun dan sebelum tidur. Hindari makanan yang berminyak dan berbau, makanan sebaiknya disajikan dalam kedaan hangat. Jangan tiba-iba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, difekasi hendaknya diusahakan terakhir
7. Penanganan.
a. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada    ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
b. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti  muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
c. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
     a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah    banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja     boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan sertalingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak2-3literdalam24jame. Berikan obat – obatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar